Iklan

.

Iklan

.
,

Iklan

CLOSE ADS
CLOSE ADS

Kabinet Obesitas Merah Putih

REDAKSI
Senin, 21 Oktober 2024, 10.46.00 WIB Last Updated 2024-10-21T03:46:13Z

Penulis : M Husni Mubarok.

Setidaknya ada tiga (3) momentum bersejarah bagi Prabowo Subianto dalam waktu 3 (tiga) hari belakang ini.

Pertama Ulang Tahunnya yang ke 73, jatuh pada hari Kamis 17 Oktober 2024,  3 (tiga) hari kemudian dilantik sebagai Presiden yang kedelapan (8) dan yang Ketiga adalah  Posisinya sebagai Presiden ke 8 (delapan) Republik Indonesia, dimana angka 8 adalah angka keramat bagi Prabowo Subianto, sehinga dirinya dipanggil 08 sejak bertugas di kesatuan Kopassus kala itu.

Dinamika Politik saling ejek dan saling serang di Pilpres telah terhempas oleh angin kompromistis para elit Politik, sehingga serpihan idialisme itu hanya tersisa pada sebagian pengagum nilai nilai.

Para pecinta duniawi, Kekuasaan, Ketenaran dan Kekayaan sedang mengawali Pestanya atas nama keberpihakannya kepada Rakyat Indonesia.

Gegap gempita kegembiraan, eforia saling membagi kue kue kekuasaan itu telah dimulai sejak tadi malam tgl 20 Oktober 2024.

Kabinet "Obesitas" Merah Putih telah rampung disusun dengan jumlah; 7 Menteri Koordinator, 40 Menteri, 56 Wakil Menteri dan 7 Kepala Badan (Lembaga), sehingga total 109 orang pembantu Presiden Prabowo yang berada di Kabinet "Kegemukan" tersebut.

Mari kita lihat kebelakang sejenak, susunan Kabinet dari Era Soerkarno - Hatta sampai dengan Jokowi - Makruf.

Kabinet Soerkarno - Hatta berjumlah 27 Kementerian dan 10 Wakil Menteri.

Kabinet Soeharto - Habibie berjumlah 37 Kementerian dengan tidak memakai Wakil Menteri.

Kabinet Habibie tanpa Wakil Presiden dimana saat itu Indonesia sedang Koleps (Baca: Bangkrut) berjumlah 36 Kementerian.

Kabinet Gus Dur - Megawati berjumlah 37 Kementerian.

Kabinet Megawati - Hamzah Haz berjumlah 33 Kementerian.

Kabinet Susilo Bambang Yudoyono - Budiono berjumlah 36 Kementerian.

Kabinet Jokowi - Makruf berjumlah 34 Kementerian dengan segudang Wakil Menteri. (Sumber; Sekretariat Negara RI.)

Jika kita memakai perspektif kwantitas (baca: jumlah) Kementerian yang ada, maka dapat disimpulkan semakin Indonesia merasa maju, semakin sakit dan semakin buruk keadaan Indonesia karena semakin banyak dokter, maka tentu semakin bertambah Variabel-variabel penyakit yang ada.

Begitulah logika sederhananya. Semoga senantiasa mereka mendapatkan Hidayah dari Allah SWT, sehingga mereka mampu membawa Indonesia keluar dari sakit yang berkelanjutan. Amiin YRA.