Nasionalkini, MAKASSAR - Kecintaan Gubernur non-aktif Sulawesi Selatan (Sulsel) terhadap masjid tampaknya tak perlu diragukan lagi. Dalam berbagai kesempatan Nurdin Abdullah yang kini tengah menghadapi kasus hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selalu mengajak warga untuk memakmurkan masjid.
Bahkan pada tahun pertama dia dilantik sebagai Gubernur Sulsel, masjid sering menjadi sasaran pertama kunjungan kerjanya.
Baginya, masjid merupakan tempat ibadah yang bermanfaat untuk kemaslahatan umat, sehingga perlu pengelolaan dan manajemen yang baik dan benar supaya mampu menjadi pusat kegiatan keagamaan Islam.
Dia sering mengingatkan agar pengurus takmir masjid selalu proaktif dalam menyemarakkan masjid supaya lebih ramai dan tidak sepi dengan berbagai cara dan metode yang menarik sehingga fungsi masjid benar benar bisa menggerakkan dakwah di masyarakat.
Masjid yang saat ini hanya dijadikan sebagai tempat ibadah mahdhah saja, seperti sholat dan mengaji, menurut Nurdin, perlu dikembangkan lagi sebagai pusat peradaban umat.
Seperti zaman Rasulullah Muhammad SAW, masjid menjadi pusat peradaban manusia dimana berbagai kegiatan umat dilaksanakan.
Fungsi masjid perlu dikembangkan untuk berbagai kegiatan yang bisa memperkuat umat, seperti diskusi, kegiatan ekonomi, dan berbagai kegiatan sosial lainnya.
Saat kunjungan kerjanya ke daerah Luwu Raya dan sekitarnya pada tanggal 30 Desember 2019, misalnya, agenda pertamanya adalah mengunjungi masjid.
Pada saat itu, Nurdin menyempatkan diri melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palopo. (Yakni pada hari Senin, 30/12/2019).
Pada kesempatan itu, Nurdin menyatakan memberi bantuan sebesar Rp1 miliar untuk pembanguan Masjid Unismuh Palopo tersebut.
Pada kesempatan itu, dia mengatakan, rektor Universitas Muhammadiyah Palopo agar tidak berpikir soal pembangunan masjid tersebut karena pemerintah tidak mungkin tinggal diam. "Pak rektor tidak usah risau. Kami punya rencana mau bangun rumah di surga," jelas Nurdin.
Selain itu, Nurdin Abdullah, pun menyatakan siap melanjutkan pembangunan Masjid 99 Kubah di Kota Makassar, yang sempat mangkrak saat dibangun Gubernur Sulsel periode sebelumnya.
"Sudah menjadi kewajiban pemerintah daerah (pemda) memberikan kenyamanan beribadah untuk warga umat Muslim. Berdosa saya jika tidak melanjutkan pembangunan masjid ini," kata Nurdin di Kota Makassar, Sulsel (Rabu, 12/8/2020).
Menurut dia, kelanjutan pembangunan rumah ibadah itu hingga selesai menjadi kewajiban pemda. Dengan begitu umat Muslim di Kota Makassar memiliki masjid yang nyamanan untuk beribadah.
Terkait bangunan masjid saat ini, kata dia, sudah dilakukan uji coba. Namun ada sejumlah material yang akan diganti, karena pertimbangan ketahanan fisik bangunan tersebut.
"Ada pakai alkopan. Kalau pakai alkopan kan hanya bertahan dua sampai tiga tahun. Kita mau masjid ini melegenda, jadi harus pakai bahan yang tahan lama," ujarnya.
Dia mengatakan, untuk melanjutkan pembangunan Masjid 99 Kubah Makassar masih butuh anggaran Rp72 miliar. Sementara total anggaran yang sudah digunakan sebanyak Rp134 miliar.
Tak hanya itu. Nurdin Abdullah juga turun tangan untuk membantu pembangunan masjid UIN Alauddin Makassar. Bahkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. HM Nurdin Abdullah (NA) memberikan bantuan sebesar Rp 5 miliar untuk kepentingan pembangunan masjid UIN Alauddin Makassar tersebut.
Pemberian bantuan dari Pemprov Sulsel tersebut berdasarkan kebutuhan dari UIN Alauddin Makassar. Karena UIN Alauddin Makassar membutuhkan tempat sebagai wadah untuk kegiatan keagamaan yakni masjid.
Nurdin Abdullah, juga tercatat membantu pembangunan Masjid HM Asyik, yang terletak di Jalan AP Pettarani, Makassar.
Saat shalat Jum’at di madjid tersebut pada 9 November 2018, Nurdin Abdullah menyampaikan bahwa pihaknya membantu dana renovasi masjid tersebut sebanyak Rp500 juta.
Jadi bukanlah mengada-ngada, jika Gubernur Sulawesi Selatan (non aktif) Nurdin Abdullah mengaku, jika uang Rp 1,4 miliar yang ditemukan KPK saat penggeledahan di rumah pribadinya, di Komplek Perdos Unhas, Tamalanrea, Makassar, adalah uang bantuan untuk pembangunan masjid.
Seperti diketahui, penggeledahan oleh KPK itu terkait dengan dugaan kasus suap perizinan dan pembangunan infrastruktur di lingkungan Pemprov Sulsel Tahun Anggaran 2020-2021.
Segelintir pihak tertentu di Sulawesi Selatan, sempat ada yang bersikap nyinyir terhadap pengakuan Nurdin Abdullah (NA) tersebut, seolah-olah tidak percaya.
Bahwa Nurdin Abdulah memang sering membantu/menyumbang masjid, juga dibenarkan Pengurus Masjid Ikhtiar Kompleks Perumahan Dosen Unhas Yamalanrea Jaya Makassar.
Prof Dr Ir Syafruddin Syarif MT, Ketua Pengurus masjid Ikhtiar, yang ditemui, warrawan, belum lama ini, juga mengungkapkan, Nurdin Abdullah memang sangat mencintai masjid.
"Perhatian beliau sangat besar kepada masjid. Salah satu buktinya, adalah, beliau memberikan bantuan karpet untuk masjid Ikhtiar ini. Juga AC masjid ini adalah bantuan dari beliau," ujar Syafruddin.
Menurutnya, bahkan sejak Nurdin Abdullah belum menjadi Bupati Bantaeng sudah sering menyumbang masjid. Seperti diketahui, Nurdin Abdullah, sebelum terpilih menjadi Gubernur Sulsel, adalah Bupati Bantaeng dua periode.
"Sumbangan yang diberikan beliau juga tak tanggung-tanggung. Beliau mendatangkan langsung karpet dari Turki untuk masjid ini. Kebetulan, di masjid ini beliau menjadi penasehat," ujar Syafruddin lagi.
Menurutnya, Masjid Ihktiar ini, saat ini sedang dalam proses pembangunan, penyumbang utamanya adalah Nurdin Abdullah.
Tak hanya dari uang pribadi, Nurdin Abdullah juga mengupayakan bantuan melalui jalur APBD Provinsi dan mengumpulkan dana dari para donatur demi membantu pembangunan masjid.
"Pak Nurdin Abdullah selalu mengatakan bangunlah masjid yang indah agar orang datang ke masjid tidak hanya sekali, tapi datang berkali-kali. Dan betah di masjid," katanya.
Dari APBD Prov Sulsel, pada tahun 2019, bantuan untuk pembangunan masjid ini Rp 5 Miliar.
"Ini luar biasa. Biasanya bantuan untuk masjid dari pemprov, paling besar Rp 50 juta. Di masa Pak Nurdin mencapai 5 Miliar rupiah, " ujar Dr M Thahir Haning MSi, bendahara pembangunan masjid Ikhtiar yang ikut mendampingi Prof Syafruddin saat wawancara.
Menurut Dr M Thahir Haning MSi, kepedulian Nurdin Abdullah cukup tinggi terhadap masjid.
"Tak hanya di masjid Ikhtiar. Beliau juga banyak menyumbang masjid-masjid lain di Sulsel. Salah satu masjid lain yang juga mendapat sumbangan besar dari beliau adalah masjid di Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar," ungkapnya.
Para pengurus masjid ini dan juga sejumlah warga lain di lingkungan perumahan tersebut percaya bahwa temuan uang di rumah NA sebesar Rp 1,4 Miliar itu memang merupakan dana bantuan masjid yang tengah dikumpulkan NA.
Menurut Abdul Latif, Ketua RW di lingkungan rumah pribadi NA, Gubernur Sulsel (non-atif) itu sangat dermawan, dan mudah bergaul dengan masyarakat.
"Sebelum menjadi pejabat sampai jadi pejabat sama saja tidak ada perbedaan sikap. Setiap ketemu siapa saja beliau sangat ramah, dan ringan tangan membantu warga yang kurang mampu," ucapnya.
Menurutnya, banyak yang tidak terekspos atas kepedulian Nurdin Abdullah terhadap masjid dan masyarakat dimanapun dia tinggal.
"Sejak menjadi gubernur anggaran dari Pemprov untuk masjid sangat besar. Ini bukan untuk pencitraan, tapi itulah kenyataannya," katanya. (A)