NASIONAL KINI ■ Saat ini tersiar berita bahwa Covid-19 adalah bakteri bukan virus, sehingga banyak kalangan masyarakat yang terpengaruh. Bahkan, ada yang beranggapan bahwa solusi dengan vaksin adalah bohong.
Ini hasil negatif dari teori konspirasi di AS yang mengglobal.
Di dunia ini, belum pernah ada 'penemuan besar' bahwa covid-19 merupakan bakteri. Saat ini produsen vaksin tidak hanya berjumlah satu perusahaan saja.
Mereka (pabrikan vaksin) saling bersaing satu sama lain. Jadi tidak mungkin mereka berkonspirasi.
Ada sekian lembaga ilmiah, seperti RKI (Robert Koch Institut di Jerman) dl, yang integritasnya dan kemampuannya tidak perlu diragukan lagi. Tidak ada satu pun dari mereka yang menyangkal, bahwa SARS-Cov-2 (Covid-19) adalah virus.
Prof. Dr. Franz Magnis Suseno menilai informasi dan berita hoaks vaksin Covid-19 sangat berbahaya, karena membuat orang ragu dan tidak percaya dengan usaha dari pemerintahnya masing-masing dalam menanggulangi pandemi covid.
Gara-gara hoaks, masyarakat pun beropini bahwa pemerintah telah membohonginya. Akhirnya, mereka tidak waspada dan kehilangan akal budinya.
Dampaknya, orang-orang bisa bertingkah laku psikopat dengan melakukan kekerasan. Misal, di Jerman ada orang merobek masker orang lain di kereta-api.
Di AS, ada seorang apoteker yang belakangan diketahui penganut teori konspirasi telah merusak 500 unit vaksin yang baru saja dikirim kepadanya.
MOHON!, kaum muda bangsa Indonesia sebagai garda terdepan. Berantaslah HOAX! yang sangat berbahaya dan meresahkan bagi masyarakat ini, pungkas AM Hendropriyono Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara dan Sekolah Tinggi Hukum Militer. (A2M/Tim)